Menangislah
Menangislah,….
Basahi kelopak matamu, luapkan sesakmu,ekspresikan kalau memang itu apresiasimu. mewakili satu isyarat mata hati, tentang perihnya pengharapan,tentang bahasa jiwa yang tak mampu lagi anda bendung, tentang sesaknya hati, andai membuat kamu tenang sejenak.
Menangislah,…
Dengan isakan yang sedalam-dalamnya, andai itu bisa menceritakan lukamu yang tak juga kering, memar yang tersayat sembilu. rangkai air matamu andai mampu menjadi penawar racun yang menjalar di setiap hasta syarafmu.
Menangislah,….
Karena itu bahasa ibu, fitrah ketidakberdayaan, satu simbol aku lemah Tuhan, tak berarti di hadapanMu atau anugrahMu yang tak dapat ku ikhtisarkan kesempurnaanNya.
Menangislah,….
Andai itu menjadi cerita kisah kelam masa lalumu, tentang harapan yang tak kunjung kau genggam di tangan. Lemparkan jauh, hantarkan ke shidrohtulmuntaha. tanpa perlu kamu berteriak kencang, DIA pun mendengar karena Ia tahu yang terbaik untukmu. Dan Iapun paham keterbatasan diri kita.
Menangislah,…
Bawalah risalahmu, sampaikan keluhmu, tengadahkan wajahmu ke atas langit…ceritakan bahasa kalbu,Illahiiii, aku lemah…..
Yakinlah airmatamu simbol pengakuan, bahwa Dialah sang perkasa. kan terurai akhir bahagia dan pasti senyum kan kau raih.
Masih tersudut dalam kenyamanan dinding kamar
29 September 2010
Melwati masa-masa kerapuhan dan harapan
0 komentar:
Posting Komentar